Large frogmouth-fathur-Way Kambas-KLHK |
Berawal dari obrolan ringan Bersama Mas Nandar yaitu pegiat
ekowisata di Desa Penyangga TN Way Kambas mengatakan bahwa tak jauh dari
rumahnya ada burung Paruh-kodok Besar biasa ditemui. Akhirnya ditemani mas
Nandar bersama dengan Mas Rama, Mas Tatang dan Fajar. Berbekal senter sebagai
penerangan, kami berlima berjalan pelan menuju hutan. Sambil memutar bunyi panggilan burung Paruh-kodok Besar menggunakan
speaker aktif sebagai pengeras, senter kami berkilatan ditengah gelapnya hutan
Way Kambas yang rapat.
Vegetasi pada jalur yang kami lewati bukanlah hutan primer layaknya
hutan Sumatera yang terkenal lebat. Batang-batang pohon tidak terlalu tinggi
dan besar, perkiraan adalah hutan muda. Menurut cerita masyarakat sekitar lokasi
tersebut adalah areal kebakaran beberapa tahun yang lalu dan telah berhasil
dilakukan penanaman oleh masyarakat sekitar yang tergabung dalam Kelompok Tani
Hutan (KTH) binaan TN Way Kambas.
Tak lama berjalan kemudian panggilan suara yang kami putar
mendapat respon dari burung Paruh-kodok Besar liar di hutan. Langkah kamipun
bergerak semakin perlahan agar tidak membuat si burung terkejut. Begitupun
senter-senter kami matikan. Bunyi sahutan Kembali terdengar begitu nyaring,
perkiraan posisi burung tidak jauh dari tempat kami berhenti. Suaranya berupa
nada nyaring menciut keras dengan nyaring “rrrrruu”. Mas Nandar mencoba
menghidupkan senter yang diarahkan ke sekeliling.
“Hey, ini burungnya pendek dan deket”. Pekiknya dengan suara
berbisik
Benar saja, burung unik dan langka ini bertengger pada cabang
pohon sekitar du kali tinggi orang dewasa, 4 meteran dengan jarak sekitar 5
meteran. Setelanl terpendek (FL 150 mm) Lensa tele yang saya pakaipun masih
bisa untuk mengabadikannya. Karena ingin dapat lebih dekat ya saya tambahlah
walaupun gak bisa sampai full di FL 600 mm.
Large frogmouth-Fathur- Way Kambas-KLHK |
"Beberapa minggu yang lalu burung ini juga keluar, waktu
kita nganter grup dari Bogor," ungkapnya.
“Yang keluar juga satu ekor” imbuhnya.
Menurut literatur, burung yang populer dengan istilah "
Large
frogmouth" tergolong burung nokturnal atau beraktivitas malam hari. Burung
ini memiliki penyebaran global meliputi semenanjung Malaysia, Sumatera, Natuna
dan Kalimantan. Menurut literatur burung ini tidak umum terdapat di hutan
dataran rendah.
Deskripsi singkat
Burung Paruh-kodok Besar merupakan burung dengan ukuran sangat
besar (40 cm), berwarna coklat berangan.
Kerah tenggkuk putih, terdapat bitnik putih mencolok pada sayap dan bitnik-bintik
lebih kecil pada dada. Jantan berwarna coklat berangan terang, sedangkan betina
lebih suram dan pucat. Tenggorokan dan dada pucat merah bata, menjadi kuning
pada perut (krem pada beberapa betina dari Kalimantan). Kelopak mata jingga
menonjol. Iris putih atau coklat, paruh coklat tanduk, rongga paruh atau mulut
kuning, dan kaki kekuningan.
Large frogmouth-Fathur-Way Kambas-KLHK
Kebiasaan
Karena sifatnya yang aktif pada malam hari, secara umum Burung
Paruh-kodok Besar jarang terlihat, sepanjang hari diam tidak bergerak di tajuk
pohon. Kebiasaannya berburu serangga pada malam hari. Serangga biasanya
disambar dari atas tanah atau ditangkap dari cabang pohon. Kadang-kadang
ditemukan pada semak-semak rendah sepanjang aliran air.
Status Perlindungan
Burung Paruh-kodok Besar dengan nama ilmiah (Batrachostomus auratus) masuk dalam daftar merah Lembaga Konservasi Internasional IUCN dengan status “Vulnerable/VU" (rentan) karena keberadaannya di alam liar populasinya terus mengalami penurunan. Berbeda dengan kerabatnya Burung Paruh Kodok Tanduk/ Sunda Frogmouth (Batrachostomus cornutus) yang berstatus Resiko rendah/Least concern (LC). Meski berstatus rentan, namun Pemerintah Indonesia belum menetapkannya dalam kategori satwa dilindungi.
Post a Comment for "Burung Paruh-kodok Besar, Burung Unik di Taman Nasional Way Kambas"