Kareo padi atau burung dengan nama latin (Amaurornis phoenicurus) ialah spesies burung yang masuk dalam famili Rallidae. Biasanya burung ini dapat ditemukan di rawa, sawah, hutan bakau, parit-parit di tepi jalan, dan tentunya di lahan-lahan yang berbau basah serta berair. Karena menyukai lahan basah serta berair, maka burung ini dimasukkan dalam kategori “water bird” yakni burung yang mempunyai habitat di tempat berair. Burung dengan nama Inggris White-breasted Waterhen tersebut juga memiliki nama daerah yang cukup banyak yaitu ruak-ruak/ sribombok/ ayam-ayaman sawah/ polangku/ tarkuwa/ barakuwa/ borokua/ kurukuwa/ totongkeo/ truwok.
Deskripsi Kareo Padi
Ciri-ciri burung kareo padi berbeda dengan burung pada umumnya yang suka bertengger di ranting pohon. Burung kareo padi sering terlihat berjalan dipermukaan tanah layaknya ayam. Beberapa masyarakat menyebutnya burung ayam-ayaman. Burung kareo padi memiliki warna hitam pada bagian mahkota hingga punggung dan warna putih pada bagian wajah hingga perut; ukuran sedang (±30 cm); tungging hingga pangkal ekor berwarna merah coklat; iris hitam; paruh kuning; perisai kecil merah; ekor pendek. Ketika berjalan, ekornya biasa ditegakkan dan warna bagian bawah tubuhnya yang kadru bisa terlihat.
Prilaku dan Habitat Kareo Padi
Burung ini kerap terlihat mengendap-ngendap dalam semak yang lembab untuk mencari makan atau bertelur. Burung ini memiliki suara ‘uwok-uwok’ yang sangat ribut. Beberapa ekor dalam koloni biasanya terdengar berdendang dengkuran, kuikan, dan ketukan yang berbunyi ‘turr-kruwak’ atau ‘per-per-a-wak-wak-wak’, juga dengan suara lain yang berlangsung sampai 15 menit saat siang dan malam.
Burung kareo padi pada umumnya hidup di dataran rendah hingga dengan ketinggian yang mencapai 1.600 meter di seluruh Sunda Besar. Umumnya burung ini hidup dalam kelompok kecil atau berpasangan. Selain itu, kareo padi juga mempunyai kebiasaan memanjat semak atau pohon-pohon kecil. Sarang berada di sela alang-alang, rumput tinggi, atau semak belukar yang padat, dibuat 1 hingga 2 meter di atas tanah. Sarang berbentuk cekungan dangkal yang alasnya terbuat dari ranting kecil, batang tumbuhan menjalar, ataupun dedaunan.
Dulu burung ini umum dijumpai dimana-mana, namun jumlahnya kini sudah jauh menurun karena perburuan dan penangkapan. Di persawahanpun beberapa sudah menghilang, terutama dari areal persawahan yang menggunakan pestisida kimia. Pestisida tersebut menciptakan lumpur dan tanah tercemari, yang merupakan habitat yang disukai Kareo padi mencari makan. Makanan utamanya berupa biji-bijian, cacing, serangga dan siput kecil.
Sebaran Kareo Padi
Truwok atau Kareo Padi tersebar di wilayah India, China selatan, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Sunda Besar serta berada di Nusa Tenggara. Sayangnya, dibeberapa tempat burung ini sering menjadi satwa buruan untuk dikonsumsi.
Status Perlindungan
Kareo padi memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, antara lain, berdasarkan potensi morfologis, suara, tingkahlaku dan terutama sebagai sumber protein hewani. Potensi ekonomis tersebut menyebabkan tingginya perburuan, sehingga dapat mengakibatkan penurunan populasi di alam. Selain itu, habitat burung juga semakin berkurang, baik kualitas maupun kuantitasnya, akibat alih fungsi lahan.
Kareo padi sampai saat ini masih menjadi target para pemburu burung, namun sayangnya hingga saat ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 maupun Peraturan Menteri LHK Nomor P.106 tahun 2018 belum masuk dalam daftar satwa liar dilindungi. Badan konservasi dunia/International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) juga hanya memasukkan burung ini dalam kategori Least Concern (LC). Demikian juga dengan status perdagangan internasional, CITES masih memasukkan jenis ini dalam kategori Non Appendix, artinya populasi burung ini masih dianggap aman atau melimpah di habitat aslinya.
Post a Comment for "Kareo Padi Kian Langka Akibat Perburuan"