Hutan TWA Sangeh |
Sebagaimana dilansir dari akun Instagram Kementerian LHK, bahwa pengelolaan hutan yang lestari adalah kunci untuk memerangi perubahan iklim sekaligus kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.
Sejarah munculnya Hari Hutan Internasional
Tujuan diperingatinya Hari Hutan Internasional atau Hari Hutan Sedunia yakni sebagai cara menyadarkan masyarakat akan pentingnya kelestarian hutan untuk keberlanjutan kehidupan manusia. Dasar penetapannya yaitu melalui resolusi PBB 67/200 pada 21 Desember 2012.
Hal yang melatar bekangi tercetusnya Hari Hutan Internasional yaitu data organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) sebelumnya mencatat setiap tahunnya, dunia kehilangan sekitar 10 hektare hutan akibat berbagai aktivitas yang tak bertanggungjawab, salah satunya deforestasi besar-besaran, dan alih fungsi hutan dengan cara pembakaran. Kondisi tersebut berakibat terhadap kerusakan ekosistem, hutan musnah dan berdampak besar terhadap perubahan iklim.
Peringatan Hari Hutan Internasional 2022
Manusia dan hutan saling mempengaruhi baik negative maupun positif. Selain sebagai habitat bagi berbagai satwa dan tumbuhan, hutan juga menyediakan jasa lingkungan bagi manusia, beberapa contohnya yaitu jasa lingkungan sumber air dan jasa wisata. Berbagai bahan makan hewani, semuanya berasal dari sumber daya hutan, yang melalui proses yang panjang yang disebut domestifikasi yang pada akhirnya sekarang kita sebut dengan hewan ternak. Pun demikian dengan tanaman pertanian yang kita konsumsi atau yang kita olah menjadi pakaian, semuanya bersumber dari hutan. Demikian juga dengan obat-obatan. Jadi secara tidak sadar setiap manusia di bumi sangat bergantung pada lhutan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan primer makhluk hidup itu bisa didapatkan dari hutan. Hutan yang lestari.
Pada tahun ini, PBB menetapkan tema "Forest and Suistanable Production and Consumption" sebagai pengingat akan pentingnya fungsi hutan dalam kehidupan manusia. Ketika hutan gundul, tidak ada akar yang menahan air dalam tanah. Ketika terjadi hujan lebat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor dapat terjadi sewaktu-waktu. Untuk menghindarinya, kita perlu melakukan upaya-upaya untuk melakukan pelestarian. Rehabilitasi atau penanaman lahan dan hutan yang terdegradasi perlu dilakukan secara serius dan konsisten. Jadi, fungsi hutan tak hanya sebagai penyedia oksigen untuk dihirup, lebih dari itu, hutan juga menyediakan sumber daya untuk diproduksi dan dikonsumsi manusia.
Hutan dan Emisi Karbon
Dilansir dari laman berita satu tahun 2012, menurut Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan kawasan konservasi dan hutan Lindung (PJLKKHL) Dr. Bambang Supriyanto 2, ada enam sektor penyummbang emisi karbon. Pernyataan tersebut penulis berpendapat masih cukup related dengan kondisi sekarang. Enam ector tersebut yaitu berturut-turut yaitu dari perubahan fungsi hutan menjadi non-hutan sebesar 48 persen, buangan kendaraan sebesar 21 persen, kebakaran sebesar 12 persen, limbah pabrik sebesar 11 persen, pertanian 5 persen dan sector industry sebesar 3 persen.
Dilansir dari laman resmi PPB bahwa pengelolaan hutan yang lestari dan pemanfaatannya atas sumber daya adalah kunci untuk memerangi perubahan iklim serta berkontribusi pada kemakmuran umat manusia.
Selamat Hari Hutan Internasional 2022, "Hutan, Keberlanjutan Produksi dan Konsumsi".
Post a Comment for "Hari Hutan Internasional 2022, Lestarikan Hutan Cegah Perubahan Iklim"