Pecuk-padi Belang/Little Pied Cormorant |
Aktifitas menangkap dan penanganan mangsa menjadi monmen menarik untuk diabadikan dalam sebuah foto atau video, dan itu menjadi target bagi seorang photographer satwa liar, khususnya burung. Sayangnya aktifitas menangkap dan menelan mangsa biasanya terjadi begitu cepat. Pecuk yang muncul ke permukaan air dengan mangsa di paruh, beberapa detik kemudian sudah ditelan, momen hilang. Telat. Harapannya adalah si burung muncul dengan mangsa ikan dengan ukuran besar, biasanya burung butuh waktu beberapa saat menangani mangsa untuk kemudian menelannya. Jarang ikan yang sudah tertangkap akhirnya bisa lolos. Paruhnya berbentuk pengait, tajam dan tebal.
Pernah saya baca sebuah artikel dan juga video seorang nelayan memanfaatkan burung pecuk untuk menangkap ikan. Mungkin jenis burungnya berbeda, bukan Pecuk-padi Belang tapi sangat ingat betul itu adalah burung sebangsa pecuk atau cormorant. Mungkin artikel dan video itu sekarang masih ada. Dalam artikel dan video tersebut, pecuk dilatih sedemikian rupa agar jinak pada si nelayan. Teknisnya kaki burung diikat dengan tali agar tidak kabur, dan menariknya lagi si nelayan mengikatkan seutas tali pada leher burung, tujuannya agar ikan yang ditangkap tidak ditelan masuk sampai ke lambung. Yah, antara kecerdikan manusia atau penyiksaan terhadap satwa.
Deskripsi
Pecuk-padi Belang/Little Pied Cormorant (Phalacrocorax melanoleucos) adalah burung berukuran sedang sekitar 60 cm. Burung ini memeiliki dua warna yang dominan yaitu hitam dan putih, dengan warna hitam pada tubuh bagian atas dan putih pada tubuh bagian bawah. Paruh dan kulit mukanya berwarna kuning, menjadi ciri khas dari jenis ini. Pada burung yang masih muda sisi lambung masih berwarna hitam. Kakinya pendek dan berselaput yang berfungsi untuk mendayung saat berenang dan menyelam.
Pecuk-padi Belang |
Di kolam lagoon ITDC Nusa Dua, Pecuk-padi Belang sering dijumpai bertengger berkelompok atau sendirian pada pohon-pohon sekitar kolam. Kebiasaannya yaitu mengunjungi kolam, muara, laguna, saluran air dan pantai. Kadang membaur dengan jenis burung lainnya seperti Pecuk-padi Hitam, Cangak dan Kowak. Beberapa sumber mengatakan bahwa Pecuk-padi Belang mampu menyelam untuk mencari mangsa berupa ikan, krustacea, belut, atau hewan air lain. Mampu menyelam selama 20 detik kemudian keluar untuk beristirahat selama 10 detik dan melanjutkan menyelam lagi. Ketika muncul untuk beristirahat dengan mengeluarkan seluruh tubuhnya atau bahkan hanya mengeluarkan bagian kepala dan leher untuk kemudian menyelam lagi. Kebiasaan lain adalah sesaat sebelum untuk terbang keluar dari air, mereka selalu mengibas-ngibaskan sayap seperti sedang mandi. untuk kemudian terbang.
Persebaran
Di Lagoon ITDC Nusa Dua dan Pulau serangan terbilang burung yang sangat umum dan mungkin adalah individu penetap. Mereka dapat dijumpai sepanjang hari bahkan sepanjang tahun. Di Indonesia biasa dijumpai di Jawa dan Bali, dan Irian. Sementara secara global burung ini adalah penetap di Selandia Baru dan Australia.
Status Perlindungan
Pecuk-padi Belang/Little Pied Cormorant (Phalacrocorax melanoleucos) menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri LHK Nomor: P.106 Tahun 2018 tidak termasuk ke dalam satwa yang dilindungi. Demikian juga menurut IUCN, Pecuk-padi Belang masih masuk dalam kategori Least Concern: LC.
Terima kasih informasinya, salam lestari Mas.
ReplyDeletesiap pak gusti👍
Delete