Elang Bondol |
Burung Elang Bondol/Brahminy kite (Haliastur indus) adalah burung pemangsa berukuran sedang (45 cm), umumnya bulu berwarna putih dan coklat terang. Burung dewasa memiliki kepala, leher, dan dada berwarna putih, sementara bagian sayap, punggung, ekor, dan perut coklat terang, terlihat kontras dengan bulu primer yang berwarna hitam.
Perbedaan Elang Bondol Anakan dengan Elang Paria
Elang Bondol anakan atau remaja seluruh tubuh berwarna kecoklatan dan terdapat coretan pada dada. Warna kecoklatannya berangsur berubah mengarah putih keabu-abuan setelah memasuki usia dua tahun. Mencapai warna sempurna setelah Elang Bondol anakan telah berusia tiga tahun. Di lapangan sering sekali identifikasi Elang Bondol anakan tertukar dengan Elang Paria/Black kite (Milvus migran). Hal ini karena sekilas secara penampakan keduanya sangat mirip, sama-sama berwarna coklat. Yang membedakan antara Elang Paria dengan Elang Bondol anakan yaitu diantaranya dapat dilihat pada bagian ujung ekor membulat, sedangkan Elang Paria sedikit menggarpu. Secara ukuran Elang Paria memiliki ekor lebih Panjang. Kunci identifikasi lainnya yaitu Elang Bondol anakan memiliki iris coklat, paruh dan sera abu-abu kehijauan, tungkai dan kaki berwarna kuning suram. Untuk meyakinkannya, kadang saya tunggu sampai burung tersebut bersuara, Elang Bondol mempunyai kebiasaan sering bersuara, suaranya khas yaitu pekikan mengeluh dan mengeong-ngeong.
Penyebaran
Secara global Elang Bondol biasa dijumpai di daerah sekitar pantai di Asia Tenggara, Cina, dan Australia. Di Indonesia burung ini tersebar umum di hamper seluruh wilayah, namun jenis ini jarang ditemui di Jawa dan Bali. Menghuni habitat sekitar pantai dan kepulauan di daerah tropis. Juga masih dapat ditemukan di lahan basah dan hutan dataran rendah sampai ketinggian 2000 m di pedalaman yang jauh dari pantai. Di Bali pernah dijumpai di Bedugul, sementara di Nusa Penida dijumpai dalam kondisi bersarang, dan individu penetap di sekitar Tahura Ngurah Rai Denpasar dan Lagoon ITDC Nusa Dua pada sekitar pertengahan tahun 2021, Elang Bondol terpantau sedang berbiak, dalam beberapa kesempatan dijumpai empat ekor yang terdiri dari induk dan dua anak terbang berputar-putar di atas kolam.
Elang Bondol Muda |
Berbeda dengan jenis burung pemangsa lainnya yang soliter, Elang Bondol justru cenderung berkelompok atau berpasangan. Pada daerah yang makanannya melimpah dapat membentuk kelompok sampai puluhan individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku undulating, yaitu terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang-ulang. Kesehariannya terbang di daerah perairan, melakukan soaring utnuk mengawasi mangsa dibawahnya, untuk kemudian terbang rendah di atas permukaan air untuk menyambar mangsa, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan.
Makanannya berupa hewan-hewan perairan diantaranya kepiting, udang, dan ikan. Namun demikian Elang Bondol juga memangsa hewan-hewan daratan antara lain burung, anak ayam, serangga, dan mamalia kecil.
Perkembangbiakan
Elang Bondol berbiak sekitar bulan Januari-Juli di Kalimantan dan Mei-Oktober di Jawa dan Sulawesi. Bentuk sarang tidak rapi, material tersusun atas patahan batang/ranting, rumput, daun, rumput laut. Sarang terletak pada percabangan pohon yang tersembunyi, 6-50 m dari permukaan tanah. Sedangkan di hutan mangrove, sarang menyesuaikan dengan ketinggian vegetasi yang ada, hanya setinggi 2-8 m. Jumlah telur umumnya 2 butir, dierami selama 28-35 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang pada umur 40-56 hari.
Status Perlindungan
Elang Bondol dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, dan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106 tahun 2018. Badan konservasi dunia (IUCN) memasukkannya dalam kategori Least Concern:LC. Sementara konvensi perdagangan flora dan fauna internasional (CITES) memasukkanya dalam Appendix II.
Post a Comment for "Elang Bondol Muda, Bukan Elang Paria"